DIMENSI-DIMENSI
PENGETAHUAN.
Kata dimensi digunakan untuk menunjukan sudut pandang terhadap sesuatu.
Dimensi Keilmuan diartikan sebagai pilihan kita bagaimana memandang, melihat,
atau mengkaji ilmu pengetahuan, misalnya apakah kita akan meliat ilmu
pengetahuan dari sudut :
- substansinya
atau apanya
- cara
memperoleh, mengembangkan, dan menggunakannya
- kita
akan melihat manfaat dan nilainya.
Perbedaan
sudut pandang tersebut hanyalah sebagai perbedaan kehendak, karena ketiga sudut
pandang itu pada praktek berpkirnya tidak terpisahkan. Pada saat kita
mempelajari substansi sesuatu tidak terlepas dari keinginan untuk melihat
bagaimana cara meperoleh, menembankan, mengunakannya dan apa manfaat dari yang
dipelajari tersebut.
1.DIMENSI ONTOLOGIS
Isilah “ontologi”
berasal dari kata Yunani “onta” yang
berarti sesuatu “yang sunguh-sungguh ada”, “kenyattan yan sesugguhnya”, dan “logos” yan berarti “studi tentang”,
“studi yang membahas sesuatu” (Angles, 1981). Jadi Ontologi adalah studi yang
membahas sesuatu yang sunguh-sungguh ada. Secara teminologis ontologi juga
diartikan sebagai metafisika umum yaitu cabang filsafat yang mempelajari sifat
dasar dari kenyataan yang terdalam, ontologi membahas asas-asas rasional dari
kenyataan (Kttsof, 1986).
Objek material ontologi adalah yang ada, artinya segala-galanya meliputi yang ada sebagai wujud
konkret dan abstrak, inderawi, mauoun tidak inderawi. Objek formal ontologi
adalah memberika dasar yang paling umum tiap masalah yang menyangkut manusia,
dunia dan Tuhan. Titik tolak dasar ontologi adalah refleksi terhadap kenyataan
yan palng dekat, yaitu manusia sendiri dan dunianya.
Dengan demikian, ontologi berarti sebagai suatu
usaha intelektual untuk mendiskripsikan sifat-sifat umum dari kenyataan; suatu
usaha untuk memperoleh penjelasan yang benar tentang kenyataan; studi tentang
sifat pokok kenyataan dalam aspeknya yang palin umum sejauh hal ini dapat
dicapai; teori tentang sifat pokok dan struktur dari kenyataan (Mudhofir,
1998).
Fungsi
kajian ontologi.
Fungsi atau manfaat dalam mempelajari ontologi
antara lain :
1. Berfungsi
sebagai refleksi kritis atas objek atau idang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi
dan postulat-postulat ilmu. Ontologi menjadi penting sebab, pertama kesalahan suatu asumsi, akan
melahirkan teori, metodologi keilmuan yan salah pula, sebagai contoh ilmu
ekonomi dikmbangkan atas dasar postulat bahwa “manusia adalah serigala bagi manusia
lainnya” dan asumsi bahwa hakikat manusia adalah “homo ekonomikus (mahluk yang
serakah)” (Sastrapratedja, 1988).
2. Ontoloi membantu ilmu untuk menyususun suatu
pandangan dunia yang integral, komprehensif, dan koheren. Ilmu dengan ciri
khasnya mengkaji tentang hal-hal yang khusus untuk dikaji secara tuntas yang
pada akhirnya diharap dapat memperoleh gambaran tentang objek telaahnya. Namun
pada kenyataanya terkadang hasil temuan ilmiah berhenti pada simpulan-simpulan
yang parsial dan terpisah-pisah.
3. Ontologi membantu memberi masukan informasi
untuk mengatasi permasalahan yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-ilmu khusus.
Dalam hal ini ontologi berfungsi membantu memetakan batas-batas ilmu yang dapat
diketahui manusia itu dari tahun ke tahun atau abad ke abad.